17.8.09

Apa itu Motif Wadasan??

Pernah dengar motif wadasan?? Mungkin hanya sebagian orang yang tahu dengan motif wadasan, dari sebagian yang tahu mungkin hanya sebagian lagi yang mengerti makna dari motif tersebut. Bagi yang belum tahu, akan saya jelaskan sedikit mengenai wadasan. Saya ambil contoh di Cirebon, karena motif ini berkembang luas di Cirebon.

Motif hias wadasan adalah istilah Cirebon untuk menyebut motif karang. Adapun istilah untuk menyebut motif karang adalah gunungan. Motif gunungan memiliki makna suci yang mengarah pada gambaran kehidupan di alam baka, sebuah kehiduppan yang kekal abadi. Motif gunungan merupakan motif Indonesia asli yang keberadaannya terus bertahan walaupun penetrasi Hindu dan Islam di Indonesia berifat intensif. Pada saat berlangsungnya pengaruh hindu, motif gunungan digambarkan sebagai gunung Meru tempat bersemayamnya para dewa. Motif wadasan pada kepurbakalaan Islam di Cirebon berfungsi simbolik dan dekoratif. Fungsi simbolik motif ditunjukkan oleh letak motif tersebut pada bagian utama benda-benda sakral. Pada benda kelompok ideoteknik misalnya motif tersebut berada pada makam-makam keluarga sultan yang bagian utamanya berupa nisan. Pada benda kelompok sosioteknik motif hias wadasan terdapat pada kereta-kereta kerajaan yang bagian utamanya adalah badan kereta, pada kain batik milik kerajaan bagian utamanya adalah motif batik itu sendiri. Adapun pada benda kelompok teknomik motif hias wadasan ini terdapat pada tamansari milik keluarga kerajaan yang bagian utamanya berupa bukit-bukit buatan. Dengan demikian motif hias wadasan sebalum abad 18 M adapat dikatakan berfungsi sebagai simbol status kebangsawanan.

Fungsi dekoratif motif hias wadasan selain sekaligus melekat pada fungsi simboliknya juga ditunjukkan oleh letak motif tersebut pada bagian pelengkap benda-benda sakral. Dalam konteks benda yang ditempati selain sebagai unsur estesis, motif hias wadasan juga mempunyai kegunaan lain yaitu menggambarkan obyak sesuai konteksnya. Beberapa contohnya yaitu pada Kereta Singa Barong motif hias wadasan hadir untuk menggambarkan bukit karang. Pada hiasan dinding, motif hias wadasan berperan untuk menggambarkan tempat berpijak makhluk hidup yang digambarkan diatasnya.

Setelah abad 18 M motif hias wadasan mengalami pergeseran fungsi, dari simbol status kebangsawanan menjadi tidak. Hal ini dapat diartikan bahwa motif hias wadasan hanya berfungsi dekoratif. Pergeseran ini ditunjukkan dengan adanya beberapa benda purbakala di Cirebon yang mengalami kesinambungan pembuatannya hingga masa kini. Batik-batik kraton setalah abad 18 mulai dibatikkan oleh pembatik di luar kraton. Dengan begitu motif hias wadasan dikenal masyarakat awam, sehingga konsumennya pun meluas, apabila dahulu hanya menjadi konsumsi keraton maka saat ini sudah menjadi milik publik.

Irmawati Johan (1986:367-375) dalam artikelnya di PIA IV, menjelaskan bahwa motif wadasan merupakan bentuk kosmologi yang hakekatnya adalah suatu usaha untuk mengekspresikan gunning Sembang sebagai gunung Meru, tempat eksistensi raja Cirebon sebagai penguasa jagad kecil dan sebagai wakil tuhan didunia dan menjadi perantara rakyat untuk mendapat berkat dari tuhan.

Referensi
Irmawati Johan. Aspek Simbol dari Motif Hias Wadasan di Cirebon. Pertemuan Ilmiah Arkeologi IV. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. 1986.